NS (16), warga Desa/Kecamatan Ngetos, menjalani pemeriksaan intensif di ruang Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reserse dan Kriminal Polres Nganjuk. Siswi kelas I sebuah SMK di Kecamatan Bagor itu, mengaku disekap dan dicabuli Julisyanto (19), warga Desa Selorejo, Kecamatan Bagor.
Kasat Reskrim Polres Nganjuk, AKP Anton Prasetyo, mengatakan, peristiwa penyekapan terjadi satu minggu setelah korban mengenal tersangka, melalui pesan singkat (SMS).
Saat itu, tersangka merayu korban dan menyatakan jatuh cinta. Korban yang masuk dalam perangkap, dengan mudah diajak ke rumah tersangka.
Di rumah tersebut, tersangka mengikat tangan dan kaki korban lalu memperkosanya. Tersangka dapat leluasa melakukan aksi bejatnya, sebab kondisi rumah kosong. Selama ini tersangka tinggal sendiri, karena kedua orangtuanya bekerja di luar negeri sebagai TKI.
Korban dapat meloloskan diri pada dini hari, ketika tersangka masih terlelap tidur. Dengan ditemani orangtua, korban melaporkan kasus yang menimpanya kepada polisi.
Sementara itu, tersangka mengaku korbannya tidak hanya NS. Dia mengatakan, NS merupakan korban kesebelas yang disekap lalu diperkosa. Namun, selama ini aksinya berjalan mulus karena seluruh korban bungkam.
Sebab, tersangka selalu mengancam para korban setelah melakukan aksi bejatnya. Dia menggertak akan menculik korban lagi jika melapor polisi.
“Sudah 11 gadis yang disekap, rata-rata umur 15 sampai 17 tahun,” kata Julisyanto, Minggu (3/3/2013).
Polisi mengimbau masyarakat yang memiliki anak dan pernah menjadi korban tersangka, untuk segera melapor. Akibat perbuatannya, tersangka dijerat dengan Undang-Undang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman penjara 15 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar