Kasus pencabulan berantai di Kecamatan Batipuah Selatan Kabupaten Tanahdatar itu, terungkap ketika salah seorang guru mendengar percakapan sesama muridnya. Ternyata mereka bicara tentang peristiwa yang dialaminya masing-masing. Namun ketika ditanya, murid-murid SD tersebut memilih bungkam karena ancaman akan disakiti.
“Atas keterangan dari pihak sekolah, saya tanyakan persoalan ini kepada anaknya. Namun, setiap pertanyaan yang terlontarkan, hanya dijawab dengan tangisan,” ungkap orangtua korban, Zal (33), di Polres Padang Panjang, Jumat (20/9).
Dikatakannya, setelah menanyai anaknya, Zal langsung mencari tersangka. Meski ketemu pelaku, Zal hanya menemui pihak keluarganya dan pihak keluarga tersangka meminta kasus yang membuat buncah masyarakat itu diselesaikan secara kekeluargaan.
“Mungkin pelaku telah mendengar kabar kalau perbuatan bejatnya telah diketahui dan langsung melarikan diri. Yang saya dapat kabar MY saat ini berada di Pulau Jawa,” sebut Zal.
Dari keterangan keluarga korban, kasus asusila tersebut sudah berlangsung lama. Disebutkannya, dugaan asusila yang dilakukan tersangka MY, telah banyak memakan korban di antaranya, RN (7), ML (8), AD (5), DL (9) dan ST (7).
Zal mengungkapkan bahwa mereka telah memeriksa anak-anak ke Puskesmas setempat, atas kasus dugaan asusila ini. Sayangnya pihak Puskesmas tidak memberikan keterangan kondisi korban secara detil. “Kami disarankan untuk melaporkan ke polisi untuk diproses lebih lanjut,” beber Zal.
Ditambahkanya, anak-anak yang menjadi korban asusila hingga kini masih saja bungkam. Sehingga, pihak keluarga belum bisa mengetahui kapan dan sudah berapa lama kasus asusila itu menimpa mereka.
Kapolres Padang Panjang AKBP Djoni Hendra melalui Kasat Reskrim Polres Padangpanjang AKP Andi Sentosa membenarkan adanya kasus asusila terhadap anak di bawah umur yang terjadi di Batipuh Selatan Kabupaten Tanah Datar.
“Kasus ini masih dalam tahap pengembangan, dan akan dilakukan pemeriksaan terhadap korban yang berjumlah lima orang itu. Sementara pelaku sendiri saat ini sudah melarikan diri dan akan dilakukan penangkapan terhadap tersangka,” sebut Andi sebagaimana relis yang diterima Singgalang.
Dari informasi yang beredar di masyarakat, pelaku yang sudah berusia senja itu memiliki dua istri dan selama ini tidak terlihat gejala-gejala keanehan selama bergaul di tengah-tengah masyarakat.
“Yang kami ketahui, dua bulan lalu salah satu istri pelaku baru saja meninggal dunia. Tapi, apa ada hubungan atau tidaknya dengan perbuatan yang dilakukan pelaku, kami juga tidak mengetahui pasti,” sebut seorang masyarakat Batipuah Selatan, sambil meminta namanya tidak dituliskan. (zul)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar