Dalam operasi yang melibatkan 300
petugas, kawasan yang memang identik dengan tempat mesum itu ditelusuri
petugas. Aksi pemberangusan mulai dari pukul 09.00 WIB. Petugas langsung
menuju Bukit Lampu. Di pinggir jalan kawasan itu, banyak berdiri pondok
kayu, yang dijadikan tempat bercinta oleh pasangan muda-mudi.
Kepala Satpol PP Padang Firdaus Ilyas
sebelum melepas pasukan mewanti-wanti agar tindakan yang dilakukan
selalu berdasarkan satu komando. Ia tidak ingin penertiban ini justru
menimbulkan ketegangan antara aparat dan masyarakat.
”Kita ingin menuntaskan penertiban di
Bukik Lampu dan Taman Nirwana seharian. Kita tidak ingin mendengar lagi
keluhan masyarakat tentang perbuatan maksiat pengunjung di lapak-lapak
itu,” tegas Firdaus.
Mungkin karena petugas datangnya
kepagian, tidak ditemukan adanya pasangan yang sedang berbuat tak
senonoh. Pemilik tempat yang diduga mesum itu lalu dipanggil. Ditanyai
soal banyak hal. Usai pemanggilan, tanpa banyak cakap, petugas melakukan
penggusuran. Pondok-pondok dirobohkan. ”Robohkan saja. Ini lokasi
mesum,” teriak sejumlah petugas. Dapat intruksi, aparat bergerak.
Braaakkk, tempat mesum itu dirobohkan.
”Ini bukan lokasi mesum. Hanya
dangau-dangau yang dibuat untuk pengendara berhenti. Rehat sejenak
berjalan jauh. Tidak disediakan bagi orang mesum,” tutur beberapa
pemilik pondok baremoh. Mereka mencari alasan, agar tempat mereka tak
dibongkar. Tapi sia-sia. Martil petugas duluan berayun. Merobohkan
pondok yang katanya sudah 20 tahun berdiri.
Satu per satu, pondok dirobohkan. Bunyi
martil yang beradu dengan kayu membuat hingar. Puluhan pengendara yang
melintasi Jalan Raya Padang – Painan, berhenti di pinggir jalan,
menyaksikan petugas bekerja.
Berhentinya pengendara membuat arus lalu
lintas macet. ”Ada kondom. Ada kondom,” ungkap petugas. Sejumlah orang
melongok. Rupanya benar, di bawah lantai kayu, berserakan kondom bekas.
Sudah dipakai. Belasan banyaknya. Penemuan ini membuat pemilik tak bisa
mengelak, kalau warung miliknya merupakan lokasi mesum.
Melihat penemuan kondom, Kakan Pol PP Firdaus Ilyas berang. Bersama pasukannya, Firdaus menyisir beberapa warung yang terbuat dari bata permanen. Disegelnya warung itu. Tak boleh menerima tamu. ”Disegel.
Melihat penemuan kondom, Kakan Pol PP Firdaus Ilyas berang. Bersama pasukannya, Firdaus menyisir beberapa warung yang terbuat dari bata permanen. Disegelnya warung itu. Tak boleh menerima tamu. ”Disegel.
Tidak ada cerita. Tempat ini diduga
sebagai lokasi mesum,” tegas Firdaus Ilyas memasang plang bercat merah
sebagai tanda penyegelan.
Sekitar dua jam melakukan penyegelan
terhadap sembilan bangunan dan melakukan sejumlah pembongkaran. Petugas
akhirnya turun ke bawah. Sebelum balik ke markas, petugas singgah di
Pantai Nirwana. Rupanya, di pantai yang terkenal akan keindahan
sunsetnya itu, banyak berdiri pondok-pondok kecil.
Pondok itu terbuat dari kayu. Atapnya
rumbia, dan hanya muat dua orang. Balai-balai yang jadi lokasi duduk
agar tersuruk ke dalam. Jika masuk ke sana, orang bebas berbuat apa
saja, sebab tak terlihat dari luar.
Untuk pondok ini, Pol PP tak sekadar
merobohkan. Setelah rebah, pondok itu langsung dibakar. Diberangus. Asap
hitam membubung ke langit.
Ada sekitar 25 pondok dibakar.
Pemiliknya beberapa kali mambana, tapi tidak digubris. Pembakaran tetap
dilakukan. ”Bakar saja. Tidak ada lagi toleransi. Model pondoknya sudah
jelas disediakan untuk lokasi mesum,” ungkap seorang petugas.
Pembakaran ini sekaligus peringatan
keras bagi pemiliknya. Ini bukan pertama sekali. Pembakaran sudah
berulangkali dilakukan. Tapi, pemiliknya tak jera. Usai dibakar, mereka
kembali mendirikan pondok. Para pasangan mesum juga silih berganti
datang. Mereka seperti tak takut dirazia, walau Pol PP seringkali
datang. Bisa jadi, karena nafsu, pikiran sehat mereka hilang. Nafsu
membutakan rasa takutnya.
Selain itu, salah seorang pemilik lapak
yang enggan menyebut namanya mengatakan lapak miliknya bukanlah untuk
maksiat. “Lapak ini hanya tempat persinggahan untuk pengendara, bukan
untuk muda-muda. Apalagi berbuat maksiat,” celotehnya. Ia juga
mengatakan tidak ada pemberitahuan dari Pol PP kalau akan ada
penertiban.
”Saya dan keluarga mencari nafkah di sini dan sekarang digusur. Tempat ini saya bangun 20 tahun yang lalu,” lanjutnya mengiba.
Sekretaris Daerah (Sekda) Nasir Ahmad
mengatakan, penertiban yang dilakukan hari ini merupakan tindak lanjut
dari peringatan yang sudah disampaikan ke pemilik bangunan melalui
kelurahan dan kecamatan. Bila pemilik tidak mengindahkan, maka
bangunan-bangunan itu akan tetap dibongkar dan dilakukan penyegelan bagi
yang semi permanen.
Menurut Nasir, keberadaan lapak-lapak
menimbulkan keresahan warga karena pada malam hari, banyak dikunjungi
pasangan-pasangan yang cenderung berbuat tak sesuai norma dan etika.
”Jika selama ini hanya pengunjung yang dirazia, maka sekarang kita perlu
menindak pemilik dari tempat-tempat itu,” kata Nasir.
Ia mengharapkan, aparat yang tergabung
dalam penertiban ini bisa bertindak persuasif sehingga tidak terjadi
gesekan, baik dengan pemilik lapak maupun dengan warga lainnya. ”Kita
ingin penertiban yang dilakukan seperti pola penertiban di Pantai Padang
yang tidak menimbulkan gejolak. Kapan perlu pemilik lapak memiliki
kesadaran untuk membongkar sendiri bangunannya,” pungkasnya.
Sementara Firdaus Ilyas menambahkan,
saat penertiban tidak ada gejolak ataupun perlawanan dari masyarakat.
”Sebelumnya telah kita surati seluruh pemilik lapak maupun kafe agar
bisa merubuhkan lapak-lapak yang tidak mengantongi izin tersebut. Jadi
penertiban kali ini aman dan terkendali,” ujar Firdaus. Dia juga
mengatakan, seluruh pemilik kafe maupun lapak-lapak yang ditertibkan
akan dilakukan pembinaan oleh pihak terkait. (cr13)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar