Selasa, 01 Maret 2016

Pondok Mesum Dibakar, Puluhan Kondom Berceceran

  adminmesumpedia       Selasa, 01 Maret 2016
METRO–Aparat gabungan mengamuk. Puluhan pondok baremoh yang dijadikan lokasi mesum dibumihanguskan pasukan pamong yang di-backup penuh TNI dan polisi. Puluhan banyaknya pondok-pondok mesum di kawasan Bukit Lampu dan Pantai Nirwana yang dibakar, Senin (29/2) siang. Pemusnahan ini sebagai bentuk perang terhadap maksiat. Padang, sebagai kota wisata religius, mesti bersih dari tempat maksiat.

Dalam operasi yang melibatkan 300 petugas, kawasan yang memang identik dengan tempat mesum itu ditelusuri petugas. Aksi pemberangusan mulai dari pukul 09.00 WIB. Petugas langsung menuju Bukit Lampu. Di pinggir jalan kawasan itu, banyak berdiri pondok kayu, yang dijadikan tempat bercinta oleh pasangan muda-mudi.
Kepala Satpol PP Padang Firdaus Ilyas sebelum melepas pasukan mewanti-wanti agar tindakan yang dilakukan selalu berdasarkan satu komando. Ia tidak ingin penertiban ini justru menimbulkan ketegangan antara aparat dan masyarakat.
”Kita ingin menuntaskan penertiban di Bukik Lampu dan Taman Nirwana seharian. Kita tidak ingin mendengar lagi keluhan masyarakat tentang perbuatan maksiat pengunjung di lapak-lapak itu,” tegas Firdaus.
Mungkin karena petugas datangnya kepagian, tidak ditemukan adanya pasangan yang sedang berbuat tak senonoh. Pemilik tempat yang diduga mesum itu lalu dipanggil. Ditanyai soal banyak hal. Usai pemanggilan, tanpa banyak cakap, petugas melakukan penggusuran. Pondok-pondok dirobohkan. ”Robohkan saja. Ini lokasi mesum,” teriak sejumlah petugas. Dapat intruksi, aparat bergerak. Braaakkk, tempat mesum itu dirobohkan.
”Ini bukan lokasi mesum. Hanya dangau-dangau yang dibuat untuk pengendara berhenti. Rehat sejenak berjalan jauh. Tidak disediakan bagi orang mesum,” tutur beberapa pemilik pondok baremoh. Mereka mencari alasan, agar tempat mereka tak dibongkar. Tapi sia-sia. Martil petugas duluan berayun. Merobohkan pondok yang katanya sudah 20 tahun berdiri.
Satu per satu, pondok dirobohkan. Bunyi martil yang beradu dengan kayu membuat hingar. Puluhan pengendara yang melintasi Jalan Raya Padang – Painan, berhenti di pinggir jalan, menyaksikan petugas bekerja.
Berhentinya pengendara membuat arus lalu lintas macet. ”Ada kondom. Ada kondom,” ungkap petugas. Sejumlah orang melongok. Rupanya benar, di bawah lantai kayu, berserakan kondom bekas. Sudah dipakai. Belasan banyaknya. Penemuan ini membuat pemilik tak bisa mengelak, kalau warung miliknya merupakan lokasi mesum.
Melihat penemuan kondom, Kakan Pol PP Firdaus Ilyas berang. Bersama pasukannya, Firdaus menyisir beberapa warung yang terbuat dari bata permanen. Disegelnya warung itu. Tak boleh menerima tamu. ”Disegel.
Tidak ada cerita. Tempat ini diduga sebagai lokasi mesum,” tegas Firdaus Ilyas memasang plang bercat merah sebagai tanda penyegelan.
Sekitar dua jam melakukan penyegelan terhadap sembilan bangunan dan melakukan sejumlah pembongkaran. Petugas akhirnya turun ke bawah. Sebelum balik ke markas, petugas singgah di Pantai Nirwana. Rupanya, di pantai yang terkenal akan keindahan sunsetnya itu, banyak berdiri pondok-pondok kecil.
Pondok itu terbuat dari kayu. Atapnya rumbia, dan hanya muat dua orang. Balai-balai yang jadi lokasi duduk agar tersuruk ke dalam. Jika masuk ke sana, orang bebas berbuat apa saja, sebab tak terlihat dari luar.
Untuk pondok ini, Pol PP tak sekadar merobohkan. Setelah rebah, pondok itu langsung dibakar. Diberangus. Asap hitam membubung ke langit.
Ada sekitar 25 pondok dibakar. Pemiliknya beberapa kali mambana, tapi tidak digubris. Pembakaran tetap dilakukan. ”Bakar saja. Tidak ada lagi toleransi. Model pondoknya sudah jelas disediakan untuk lokasi mesum,” ungkap seorang petugas.
Pembakaran ini sekaligus peringatan keras bagi pemiliknya. Ini bukan pertama sekali. Pembakaran sudah berulangkali dilakukan. Tapi, pemiliknya tak jera. Usai dibakar, mereka kembali mendirikan pondok. Para pasangan mesum juga silih berganti datang. Mereka seperti tak takut dirazia, walau Pol PP seringkali datang. Bisa jadi, karena nafsu, pikiran sehat mereka hilang. Nafsu membutakan rasa takutnya.
Selain itu, salah seorang pemilik lapak yang enggan menyebut namanya mengatakan lapak miliknya bukanlah untuk maksiat. “Lapak ini hanya tempat persinggahan untuk pengendara, bukan untuk muda-muda. Apalagi berbuat maksiat,” celotehnya. Ia juga mengatakan tidak ada pemberitahuan dari Pol PP kalau akan ada penertiban.
”Saya dan keluarga mencari nafkah di sini dan sekarang digusur. Tempat ini saya bangun 20 tahun yang lalu,” lanjutnya mengiba.
Sekretaris Daerah (Sekda) Nasir Ahmad mengatakan, penertiban yang dilakukan hari ini merupakan tindak lanjut dari peringatan yang sudah disampaikan ke pemilik bangunan melalui kelurahan dan kecamatan. Bila pemilik tidak mengindahkan, maka bangunan-bangunan itu akan tetap dibongkar dan dilakukan penyegelan bagi yang semi permanen.
Menurut Nasir, keberadaan lapak-lapak menimbulkan keresahan warga karena pada malam hari, banyak dikunjungi pasangan-pasangan yang cenderung berbuat tak sesuai norma dan etika. ”Jika selama ini hanya pengunjung yang dirazia, maka sekarang kita perlu menindak pemilik dari tempat-tempat itu,” kata Nasir.
Ia mengharapkan, aparat yang tergabung dalam penertiban ini bisa bertindak persuasif sehingga tidak terjadi gesekan, baik dengan pemilik lapak maupun dengan warga lainnya. ”Kita ingin penertiban yang dilakukan seperti pola penertiban di Pantai Padang yang tidak menimbulkan gejolak. Kapan perlu pemilik lapak memiliki kesadaran untuk membongkar sendiri bangunannya,” pungkasnya.
Sementara Firdaus Ilyas menambahkan, saat penertiban tidak ada gejolak ataupun perlawanan dari masyarakat. ”Sebelumnya telah kita surati seluruh pemilik lapak maupun kafe agar bisa merubuhkan lapak-lapak yang tidak mengantongi izin tersebut. Jadi penertiban kali ini aman dan terkendali,” ujar Firdaus. Dia juga mengatakan, seluruh pemilik kafe maupun lapak-lapak yang ditertibkan akan dilakukan pembinaan oleh pihak terkait. (cr13)
logoblog

Thanks for reading Pondok Mesum Dibakar, Puluhan Kondom Berceceran

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar