“Rencananya akan dilakukan tiap bulan, namun karena keterbatasan tenaga dan biaya maka akan kita lakukan sekali dalam dua bulan,” terang Dian pada Haluan, Jumat (20/1).
Dikatakannya, pondok baremoh yang disinyalir tempat maksiat tersebut setelah dibongkar dipastikan akan kembali dibangun oleh pemiliknya. Hal tersebut sudah dilihat dari tahun ke tahun.
“Jika sudah kita bongkar maka akan dipastikan dibangun kembali. Siklus tersebut sudah bisa dibaca saja. Ya kerja kita memang terus menertibkan meski kembali dibangun sampai waktu yang akan menjawab kapan akan berhenti,” terangnya.
Kenapa tidak diberantas habis ataupun ditipiringkan, Dian menjawab tidak akan melakukannya. Penyebabnya karena tidak akan menyelesaikan masalah. Yang ada akan menimbulkan masalah baru
Jika kita berikan solusi paling tegas seperti ditipiringkan maka tidak akan menyelesaikan masalah. Yang ada mereka menjadi susah menyelesaikannya. Jika kita terus bongkar dan dibuat lagi namun bongkar lagi dan buat lagi dan seperti itu terus menerus maka mereka akan capek sendiri. Mereka capek dengan dana pembuatan dan akan berhenti dengan sendirinya,” ulas Dian.
Untuk itu, Dian menegaskan akan terus melakukan sosialisasi dalam pembongkaran. “Kita berharap mereka jera dan bisa mencari rezeki di jalan yang lainnya,” tukasnya. (h/win)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar