Kamis, 28 Desember 2017

Mustahil Tangkal LGBT Tanpa Pendidikan Seks Dini

  adminmesumpedia       Kamis, 28 Desember 2017
HARIANHALUAN.COM—DOKTER Spesialis Poliklinik HIV RSUP Dr M Djamil, dr Armen Ahmad, SpPD-KPTI FINASIM menilai, upaya penangkalan wabah LBGT tidak akan berhasil tanpa adanya kesadaran semua pihak untuk bergerak. Dimulai dengan pendidikan seks yang mesti diberikan kepada anak sedini mungkin.

"Ini penting dan jangan dianggap tabu. Dari kecil, usia 3 tahun, sudah mulai disampaikan kepada anak dengan komunikasi yang sesuai dengan umurnya. Kita tidak usah menyentuh persoalan agama dulu, cukup di ruang pendidikan saja yang didudukkan di awal-awal," kata Armen kepada Haluan.
Pendidikan sedini mungkin itu, lanjut Armen, bisa diawali di rumah, dengan orangtua sebagai pengajar utama. Seumpama saat memandikan anak, orangtua harus menjelaskan bagian intim anak tidak boleh dipegang oleh siapa pun kecuali orangtua saat membersihkan bekas buang air besar atau kecil.
Selanjutnya, di tingkat taman kanak-kanak, seorang anak mesti pula diberi pemahaman tidak perlu melakukan hal-hal yang dapat berpotensi mengarahkan anak untuk mengambil kesimpulan terkait hubungan antar manusia secara biologis. Seperti, berpegangan tangan baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis, mencium pipi, berpelukan, dan lain sebagainya.
 "Sekarang boleh kita surveI, siapa orangtua atau guru yang menjelaskan hal itu kepada anak di rumah mau pun di sekolah atau di lingkungan permainannya? Saya rasa kalau pun ada itu sangat jarang," kata Armen lagi.
Kemudian, pada tingkat sekolah dasar dan menengah pertama, orangtua atau guru di sekolah sudah mulai bisa menyelipkan pendidikan agama dan kesehatan dalam pendidikan mengantisipasi seks bebas dan seks menyimpang. Serupa menjelaskan risiko penyakit yang akan diderita, dan dosa besar yang akan ditanggung bila melakukan kedua perbuatan tersebut. 
"Namun bahasanya tetap disesuaikan dengan tingkat umur dan pendidikannya. Jangan langsung dibuka semuanya," terangnya lagi.
Untuk itu, Armen menilai perlu pula bagi pihak berkepentingan di sektor pendidikan, untuk memberi pembekalan kepada guru dan orangtua mengenai pentingnya pendidikan seks bagi anak. Kemudian, bisa saja hal itu diwujudkan dalam bentuk penyisipan pendidikan tersebut ke dalam kurikulum belajar. "Kondisinya sekarang, semua bersorak anti LGBT, tapi, apa yang mereka lakukan untuk menangkalnya? Maka, mulailah dari hal-hal kecil itu. Kalau tidak, penyebaran wabah LGBT, terutama Lelaki Seks Lelaki (LSL/Gay) tidak akan terbendung," ujarnya khawatir.
Armen melihat gerakan kaum LGBT di dunia maya juga sangat spartan, dengan bersiliwerannya grup dan website yang dihuni oleh pecinta seks sesama jenis tersebut. Sayangnya, hal ini tidak direspon dengan upaya masyarakat bersatu untuk membuat gerakan anti-LGBT tersebut. "Mereka itu (kaum gay) pintar membaca situasi dan mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara. Biasanya pendekatan dilakukan bertahap dengan berbagai kedok yang tak diduga-duga. Ini yang mesti kita pahami bersama. Ini yang harus kita tangkal. Sebab, manusia itu punya kecenderungan biologis 2 sampai 3 persen untuk menyimpang dalam seks. Ini yang harus kita tekan melalui pendidikan," pungkasnya.

dr Armen Ahmad, mengaku cukup heran jika ada kalangan yang meragukan semakin pesatnya perkembangan LGBT di Sumbar. Padahal, sebutnya, jika dilakukan perselancaran di dunia maya untuk menemukan para pelaku LSL, akan sangat mudah ditemukan. Tinggal dibuktikan saja dengan mengatur janji untuk bertemu.
logoblog

Thanks for reading Mustahil Tangkal LGBT Tanpa Pendidikan Seks Dini

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar