Mesum Pedia-HALUAN — Satuan Koordinasi Keamanan Ketertiban Kota (SK4) Padang kembali melakukan penertiban di kawasan Bukit Lampu, Kecamatan Bungus Teluk Kabung.
Penertiban yang dilakukan berupa pembongkaran cafe dan pondok yang biasa digunakan pengunjung untuk berbuat mesum. Dalam pembongkaran pondok-pondok mesum kali ini, ditemukan puluhan alat kontrasepsi berupa kondom bekas pakai.
“Seperti biasa, penertiban kali ini kita lakukan demi mewujudkan Kota Padang yang bersih praktek maksiat. SK-4 tidak akan tinggal diam jika tempat-tempat seperti Bukit Lampu ini terus dijadikan tempat berwisata maksiat. Jika para pemilik membangun lagi pondok mesum setelah dibongkar, kami akan semakin gencar lagi melakukan penertiban,” tegas Kepala Seksi Ketenteraman dan Ketertiban (Kasi Trantib) Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Padang, Amrizal Rengganis, S.Sos, kepada Haluan, Jumat (19/12).
Berdasarkan pantauan Haluan di lapangan, sebagian pemuda setempat ikut mendukung penertiban yang dilakukan oleh tim SK-4. Hal tersebut tentu menunjukkan kegerahan warga karena seringnya lingkungan mereka didatangi oleh pengunjung hanya untuk berbuat senonoh yang bertentangan dengan norma dan agama, bukannya untuk menikmati pemandangan yang elok di sekitar Bukit Lampu. “Bakar saja pak,” ujar beberapa orang pemuda setempat.
Iqbal (26), salah seorang pemuda setempat menuturkan, penyakit para pemilik pondok dan cafe adalah tidak adanya rasa jera. Karena setelah ditertibkan, selang beberapa lama kemudian akan berdiri lagi bangunan pondok yang baru.
“Saya sebagai warga menentang keras kehadiran pondok mesum tersebut. Pondok itu membuat kampung kami sering dikunjungi untuk berbuat dosa saja, sehingga potensi pariwisata yang bagus menjadi terkesampingkan. Bukit Lampu bukannya terkenal karena pemandangan, tapi karena jadi lokasi mesum,” ucap Iqbal. Amrizal Rengganis kemudian menyatakan, dalam operasi kali ini, Satpol PP Kota Padang menurunkan dua pleton anggota dan lima unit mobil patroli, sedangkan untuk melakukan pembongkaran, tim SK-4 menggunakan dua unit mesin sinso. Penertiban yang dilakukan tidak menemui kendala berarti karena para pemilik cafe dan pondok tidak melakukan tindakan perlawanan.
“Awalnya, sebagian pemilik ada yang mencoba menghalang-halangi, namun setelah diberi peringatan dan masukan, para pemilik merelakan pondok mereka dibongkar,” tambah Amrizal.
Dalam penertiban juga terlihat beberapa orang pemilik warung minuman memohon kepada petugas agar warung mereka tidak dibongkar, namun mereka berjanji akan melakukan pembongkaran sendiri yang kemudian disetujui oleh petugas. Sedangkan untuk pondok-pondok mesum, petugas tidak memperkenankan ada tawar menawar, dengan kata lain langsung dibongkar meskipun tanpa persetujuan pemilik.
Puluhan alat kontrasepsi bekas juga nampak berserakan setiap kali satu persatu pembongkaran pondok mesum dilakukan, hal itu mengindikasikan makin seringnya pondok baremoh di Bukit Lampu menjadi tujuan wisata maksiat, dimana pemuda-pemudi sering menjadi pelakunya.
“Kita akan terus melakukan penertiban terhadap Bukit Lampu dan objek wisata lain yang terindikasi sebagai tujuan wisata maksiat, tidak ada tawar menawar untuk yang satu ini. Kalau perlu setiap hari kita adakan patroli ke lokasi-lokasi tersebut, minimal tiga kali dalam satu minggu. Hal ini kita lakukan demi mewujudkan Kota Padang yang bebas dari praktek maksiat, apalagi sekarang jelang tahun baru, pondok-pondok seperti ini tentu akan digandrungi. Oleh karena itu kita pintas terlebih dulu sebelum tahun baru datang,” tegas Amrizal.
Adapun tim SK-4 yang turun dalam penertiban kali ini teridiri dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Padang, Kepolisian, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) dan TNI Angkatan Laut (AL). (h/mg-isq)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar